Selasa, 26 Februari 2013

REVITALISASI PABRIK GULA

MEMBANGUN PABRIK GULA
PABRIK GULA BANYUWANGI




PENGANTAR.

Industri gula di Jawa sudah ada sejak jaman VOC – di sekitar Batavia yang banyak dikerjakan oleh pengusaha pengusaha keturunan china, dengan teknologi yang dikenal sebagai CHINESE SYSTEM , pada masa kultur stelsel mulailah berkembang industry gula yang selain di miliki oleh pengusaha china juga pengusaha eropa, 75 onderneming gula bermunculan semasa tanam paksa ( 1830 sd 1870).
Tentu pembangunan dimasa itu sesuai dengan kemajuan jamannya , keterbatasan infra structure, keterbatasan pilihan material dll , ilustrasi dibawah bangunan pabrik lama masih menggunakan konstruksi kayu dengan atap genteng, beberapa pagar dan pintu pabrik masih ada yang dari bamboo (gedek), jaman angkutan tebu masih dengan gerobak kerbau atau sapi.
Sejalan perkembangan teknologi dan kemampuan pendanaan pada akhir abad 19 dan awal abad 20 , pabrik pabrik mulai direvitalisasi dan di rekonstruksi
Semua dana untuk keperluan diatas adalah dana perusahaan sendiri tidak satu guldenpun dana penyertaan pemerintah hindia belanda.
Barang kali bukan hanya pabrik pabrik gula saja yang diwariskan tetapi falsafah Kerja keras , Kejujuran dan Amanah itulah sebenarnya yang harus kita warisi, banyak pemilik modal dari Belanda percaya menanam modalnya di Hindia Belanda ( Oost Indie)  tanpa pengawasan dll , tetapi semua berjalan sesuai perencanaan dan target yang direncanakan.
Kita anak manja sudah dapat warisan masih belum bisa mandiri, ibarat kata sudah dibuatkan rumah oleh orang tua kita , kalau perlu biaya perawatan dan tambahan bangunan masih minta disuapi oleh orang tua, kesalahan orang tua yang terlalu protektif atau kesalahan anak yang selalu dimanja ?, yang jelas sejarah telah mencatat.
Rekonstruksi dan revitalisasi adalah action adalah kerja bukan wacana bukan orasi , tanpa merubah pola piker selamanya industry gula Indonesia bukan makin maju, dan akan di makan zaman istilah pewayangan akan dimakan BETORO KOLO.

Slamet sulaiman
2013

Revitalisasi dan rekonstruksi
 

Pabrik Gula Waringin Agung (Tuban) dan Pandji
Pabrik gula Djombang.

Pabrik gula Tjomal

Revitalisasi dan rekonstruksi  Pabrik Gula Wonolangan, Oemboel en Wringin anom
(Geillustreerd Tijdschrift voor Nederland en Kolonien 9 Des 25)
Ketiga pabrik tersebut berada di wilayah residen Besuki , milik keluarga Charles Etty, termasuk onderneming yang didirikan pada masa tanam paksa (cultuur stelsel), yaitu tahun 1832 – dengan luas konsesi 900 bouw ( app 600ha).
Pabrik gula Wonolangan , Wringin anom dan Oemboel di revitalisasi atau lebih tepatnya di Rekonstruksi pada tahun 1921, dengan mengganti bangunan pabrik yang semula dengan konstrusi kayu diganti dengan bangunan konstruksi baja begitu pula dengan peremajaan instalasinya.
Keluarga Charles Etty - owners


Pabrik gula Wonolangan tahun 1893 .nampak bangunan lama dengan konstruksi kayu dan kolom penyangga dari pasangan batu beton tahun

Tahun 1921 bangunan lama dari konstruksi kayu pabrik gula Wonolangan di bongkar dan diganti konstruksi baja, Nampak cerobong asap dari pasangan batu bata yang juga akan di bongkar.

Tahun 1921 pabrik gula Wringin anom  bangunan lamanya  dari konstruksi kayu di bongkar dan diganti konstruksi baja
Pemasangan instalasi baru sudah dibawah bangunan konstruksi baja.

Tahun 1836.
                   Memasang unit vacuum pan dengan bantuan subsidi pemerinyahan Hindia Belanda

Tahun 1850.
                 Memasang gilingan dengan penggerak mesin uap berikut unit centrifugal separator.
Mungkin gilingan dengan tenaga uap masih seperti gambar diatas.
Sebelumnya menggunakan tenaga air (kincir air / jinontro) dari sungai Situbondo kanal yang waktu itu debitnya 1.840m3 per detik.

Tahun 1905.
                 Memasang railbaan untuk jaringan transportasi tebu, lokomotip uap belum didatangkan jadi tebu diatas lori ditarik dengan sapi.

Tahun 1911.
                 Satu lokomotif uap didatangkan.

Tahun 1913.
                 Menambah jaringan railbaan sepanjang 25 km dengan standart rail 12 kg/mtr.
Tahun 1921.
                 Bangunan pabrik dibongkar diganti dengan stuktur baja
Diakhir hayatnya Charles Etty meninggal di Probolinggo dan di makamkan di komplek pabriknya,
(The International Steam Pages – Steamy Java Sugar Mill Tour 2010 – the Etty Legacy)


Revitalisasi dan rekonstruksi  Pabrik Gula Langse
(Geillustreerd Tijdschrift voor Nederland en Kolonien 4 Feb 25)
Bangunan pabrik lama Langse  didirikan 1836
Bos pabrik gula Langse 1892 sd 1923

Progress Rekonstruksi tahun 27 Feb 1910
Selesai rekonstruksi 1912

Tahun 1851
                        Langse memasang vacuum pan.

Tahun 1859.
                      Membangun bangunan untuk molen station , mendatangkan mesin uap penggerak gilingan.

Tahun 1867.
                        Mulai membangun jaringan railbaan ( ini adalah rail baan pertama).

Tahun 1879.
                        Memasang penguapan double effect, sebelumnya menggunakan fornuizen Chinese baterrij.

Batterij fornuizen  Chinese model digunakan pada awal industry gula dari masa VOC sampai awal Hindia Belanda, dan bahkan masih banyak digunakan oleh pengrajin tradisional.

Tahun 1880.
                        Menambah jaringan railbaan.
Tahun 1888.
                        Pemerahan double., dua kali giling
Twee molen.( tandem dengan dua gilingan)
Tahun 1894
                        Merubah system pemerahan dari dua kali perahan menjadi tiga kali perahan dan meningkatkan kapasitas iling menjadi 4.000 pikul/hari ( 240 tc).

Tahun 1895.
                        Menerapkan penguapan triple effeck dan memasang unit cane cutter.

Tahun 1899.
                        Penambahan raillbaan dan pabrik mulai dipasang penerangan listrik.
Tahun 1902.
                        Merubah penguapan triple effect menjadi quadruple effect dan meningkatkan kapasitas menjadi 11.500 pikul/hari.
Quadruple effect evaporator

Tahun 1922
                        Merubah system giling dari tiga kali giling menjadi empat kali giling., sepuluh unit rumah baru dibangun.
Tahun 1913.
                        Pengumpanan tebu secara mekanik.


Sebelumnya menaikkan tebu ke carier dan juga membawa ampas ke jemuran dilakukan secara manual.

Bahkan untuk mengeluarkan ampaspun  masih dipikul secara manual.



Tahun 1919.
                        Pemasangan penerangan listrik di komplek perumahan.
Tahun 1921.
                        Meningkatkan kapasitas menjadi 14.000 pikol

Kapasitas pabrik,

Hasil yang diperoleh dari revitalisasi dan rekonstruksi tercermin dari peningkatan kapasitas pabrik

Tahun 1894                          kapasitas 4.000 pic/hari                  - 240 tcd
Tahun 1902                          kapasitas 11.500 pic/hari                - 690 tcd
Tahun 1921                          Kapasitas 14.000 pic/hari               - 840 tcd.