Senin, 24 Oktober 2016

GULA KRISTAL SORGHUM




GULA KRISTAL SORGHUM

Gula Kristal sorghum di buat dari batang sorghum manis ( sweet sorghum) dengan proses vacuum system.
Karakter gula sorghum sbb


Hasil lab terakreditasi

Rasa manis kombinasi sucrose (disakarida) dan fructose glucose (gugus mono sakarida) membuat rasa manis yang exotic , dengan kelebihan lainnya adanya kandungan mineral penting
-       Calsium
-       Kalium,
-       Phospor,
-        Natrium,
-       Besi
-        Vit B1
-       membuat gula Kristal sorghum lebih sehat di banding dengan gula kristal tebu maupun gula rafinasi dari tebu, kedua jenis gula berbasis tebu seperti SNI di bawah hanya mengandung Sucrose saja dengan semua mineral dll sdh terbuang di molasse


Dari analisa diatas diyakini gula Kristal sorghum mempunyai kelebihan di banding gula Kristal putih tebu maupun gula rafinasi tebu, selain rasa manis  yh exotic juga lebih menyehatkan dan tentu dengan glikemik index di bawah gula tebu.




GULA  KRISTAL PUTIH SWEET SORGHUM

Abstract

Mitosnya nira sweet sorghum sulit dijadikan gula Kristal karena kandungan amylum/ starch yang cukup tinggi dari nira sorghum , lebih dari enam kalinya yang dikandung nira tebu.
Haruslah ada rekayasa rakitan varietas yang ideal kandungan gula tinggi dengan amylum rendah dan toleran terhadap iklim atau perubahan iklim yang sulit untuk di prediksi disertai juga improve proses utamanya purifikasi proses yang mampu meremove kandungan non gula dan kandungan amylum seoptimal mungkin.
Kami proses bulan September 2016 di curah hujan yang masih cukup tinggi akibat anomali cuaca dengan memproses batang sweet sorghum dengan brix 15 dengan rencana produk yang dihasilkan syrup brix 75 dan syrup brix 80
Sebagaimana tuntutan kwalitas untuk produk syrup harus dijamin tidak ada  endapan  kristal di dasar botol , betul betul liquid invert syrup dan bukan sucrose syrup.

Varietas


Varitas GXX

Tanaman sweet sorghum di kawasan Bareng Jombang

Rencana produksi syrup
Sebagaimana lazimnya proses syrup nira hasil ektraksi dilakukan pemurnian dan dilakukan pH adjuster pada kondisi asam pH 5.5 dengan harapan pada saat pemanasan diatas 55 Celsius akan terjadi inverse atau hidrolisis dari sucrose (disakarida) menjadi glucose nan fructose (monosakarida) sehingga nantinya produks syrup yang dihasilkan tidak terjadi kristalisasi didalam botol.

Pemerahan batang sweet sorghum

Proses penguapan triple effect dan single effect consentrator operasi vacuum system

Produk yang dihasilkan
Sesuai rencana produk yang akan dihasilkan adalah syrup brix 75 dan syrup brix 80.

Kemasan produk syrup brix 75 dan brix 80




Kristalisasi dari syrup brix 80
Terjadi kristalisasi pada syrup brix 80, yang meskipun sejak awal proses sudah di design untuk produk syrup yang bebas dari adanya kristal sehingga memang di sengaja dilakukan ajust pH di kondisi asam yaitu pH 5.5  ,apalagi brix nira yg diproses bx15  yang relative rendah untuk produk gula kristal (millable cane biasanya dengan pedoman brix min  18)


Pemisahan gula
Melihat fenomena yang terjadi selanjutnya dilakukan pemisahan Kristal dengan horizontal sentrifuse separator untuk memisah gula Kristal dengan syrup A




Gula Kristal yang dihasilkan
Resume

1.Rekayasa perakitan varitas dengan kandungan gula tinggi , amylum rendah dan toleran terhadap cuaca yang berubah rubah cukup memberikan harapan.

2.Improvement pemurnian untuk bisa meremove amylum cukup optimal meskipun masih perlu beberapa pengamatan pada beberapa variasi parameter ( suhu, pH, Flc dosis dan settling time yang diperlukan)

Pertanyaan dan harapan.

1.Berapakah maximum sugar yield dari batang sweet sorghum atau CSS nya Comersial Sorghum Sugar kalau di gula tebu dengan istilah CCS Comersial Cane Sugar.

2.Memberikan harapan untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih baik mengingat biaya tanam sweet sorghum dalam kisaran 30% biaya tanam tebu dengan proyeksi produktivitas 40-45 ton batang per ha per 3 bulan atau sebesar 60% biaya tanam tebu utnuk dua kali tanam untuk menghasilkan 80-90 ton batang sorghum , setara dengan produktivitas tebu per ha.

3.Dipastikan harga jual produk gula sweet sorghum lebih mahal dari gula tebu karena gula sweet sorghum adalah mixing dari Sukrose- glucose- fructose dibanding dengan gula tebu yang dominan sucrose. Sehingga angka glikemik index gula sorghum dibawah glikemik index gula tebu . gula yang lebih bersahabat dengan penderita diabet.


Minggu, 18 Agustus 2013

SYRUP SORGHUM


UJI ORGANOLEPTIK SORGHUM SYRUP.




Diproses dari batang sweet sorghum varietas numbu , umur 100 – 110 hari , brix nira sorghum > 18, pH nira mentah 4 , proses pengentalan open pan , dikonsentrasikan sampai brix > 70

 

Pengukuran diameter batang dan panjar ruas batang sorghum


Pemerahan dry crushing satu kali giling – brix nira terukur 10 Beaume  app brix 19
– pH nira 4.0

NUTRISI.:
Dari Nimbkar Agriculture Research Institute di kutip analisa nutrisi dibawah.




UJI ORGANOLEPTIC
Uji organoleptikatau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk.

-       Indra penglihatan - Warna:


Warna sorgum (tengah) dengan proses open pan.
Apabila diinginkan warna yang lebih terang nira sorghum harus dip roses dengan penguapan temperature rendah, dal ini dapat dilakukan dengan menggunakan penguap vacuum, sehingga akan didapat warna syrup kekuningan.

-       Indra perabaan - Textur:
o   Normal
-       Indra penciuman - Bau:
o   Normal / fruity
-       Indra perasaan/lidah - Rasa:
o   Manis
o   Sedikit asam karena kandungan asam nicotinic.
PERTANYAAN ?.

-       Pemasaran ?
-       Untuk apa ?
-       Berapa harganya ?.
-       Kontinuitas pasokan ?
-   Rendemen syrup ? 
Apapun pertanyaannya sorghum adalah salah satu harapan.

Minggu, 14 April 2013

INDUSTRI GULA INDONESIA


PERFORMANCE  INDUSTRI GULA INDONESIA 1967-2009


ACUAN PENILAIAN


Tahun
Ton tebu/ha
Ton gula/ha
Rendemen %
1932
               132.0
15.58
11.80
1934
132.7
14.99
11.21
Proefstation voor de Java Suiker Industrie 1934

Produktivitas tebu dan rendemen Pabrik Gula Djatiroto
Tahun
Pic/bouw
Rendement



1910
              990
5.7%
1911
           1,241
5.6%
1912
           1,169
5.2%
1913
              935
8.0%
1914
           1,129
8.2%
1915
           1,287
6.7%
1916
           1,382
8.0%
1917
           1,181
8.7%
1918
           1,255
10.8%
1919
           1,281
9.6%
1920
           1,258
9.8%
1921
           1,188
10.7%
1922
           1,314
9.9%
1923
           1,257
10.6%
1924
           1,169
11.0%
1925
           1,159
11.8%
1926
           1,281
10.3%






Rendemen Gula pabrik gula di Jawa
Tahun
Rendemen %
1894
10.5
1895
9.79
1896
10.55
1897
10.05
1898
10.21
1899
10.94
1900
9.57
1901
10.16
1902
10.77
1903
10.03
1904
10.74
1905
10.37
1906
10.04
1907
10.76
1908
10
1909
9.97
1910
10.33
1911
10.3
1912
9.63
1913
9.65
1914
9.28
1915
9.15
1916
10.03
1917
10.5
1918
11.19
1919
10.06
1920
10.55

Geillustreerd Weekblad voor Nederland en Kolonien 30 Nop1921


PT  RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA


PT PERKEBUNAN NUSANTARA II – SUMUT
( PG KWALA MADU DAN SEI SEMAYANG)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII – LAMPUNG
(PG BUNGA MAYANG DAN CINTA MANIS)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX – JAWA TENGAH
PT PERKEBUNAN NUSANTARA X – JAWA TIMUR


PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI – JAWA TIMUR




PRESTASI YANG DICAPAI

LUAS AREAL DAN PRODUKSI PERKEBUNAN SELURUH INDONESIA MENURUT PENGUSAHAAN
Area and Production by Category of Producers
TAHUN
LUAS AREAL  ( Ha )
PRODUKSI GULA ( Ton)



PR / Smallholders
PBN / Government
Jumlah / Total
PR / Smallholders
PBN / Government
Jumlah / Total
GULA  TON/HA

1967
44,088
58,919
249,700
578,800
        8.04

1968
43,760
58,550
202,800
525,600
        7.12

1969
48,826
67,300
205,500
630,000
        7.19

1970
45,067
69,607
195,846
602,700
        6.96

1971
48,569
74,811
218,700
707,586
        7.51

1972
71,667
63,807
213,933
756,195
        7.16

1973
69,541
85,492
203,659
693,089
        5.78

1974
71,962
90,102
249,647
857,866
        6.83

1975
72,964
89,003
221,226
877,703
        6.78

1976
92,040
95,583
266,728
899,715
        6.22

1977
118,453
99,644
353,385
923,829
        5.86

1978
102,213
121,423
484,914
940,972
        6.38

1979
191,859
126,103
735,894
369,926
        3.48

1980
259,874
37,629
893,120
273,355
        3.92

1981
290,470
36,722
913,677
200,436
        3.41

1982
303,228
43,043
1,373,009
182,041
        4.49

1983
315,649
49,152
1,240,500
290,597
        4.20

1984
236,810
85,569
1,397,350
329,713
        5.36

1985
225,787
95,079
1,450,184
343,035
        5.59

1986
238,509
69,168
1,567,552
346,130
        6.22

1987
241,169
75,926
1,743,677
322,758
        6.52



1988
254,669
92,368
1,575,083
339,541
        5.52
1989
249,933
77,378
1,621,468
305,847
        5.89
1990
259,877
71,252
1,609,041
306,263
        5.78
1991
255,934
96,625
1,612,240
450,561
        5.85
1992
262,092
105,905
1,652,685
475,804
        5.78
1993
280,504
104,460
1,684,614
393,720
        5.40
1994
276,581
107,570
1,673,246
509,047
        5.68
1995
263,157
120,162
1,350,476
422,300
        4.62
1996
304,047
79,269
1,512,131
316,660
        4.77
1997
218,201
85,086
1,196,409
365,313
        5.15
1998
195,048
83,069
759,094
305,332
        3.83
1999
176,733
82,106
738,893
284,782
        3.95
2000
171,279
64,133
790,573
234,288
        4.35
2001
178,887
87,687
813,538
310,949
        4.22
2002
196,509
79,975
967,160
297,685
        4.57
2003
172,015
87,251
839,028
370,476
        4.67
2004
184,283
78,205
1,028,681
383,892
        5.38
2005
211,479
80,383
1,193,653
423,421
        5.54
2006
213,876
87,227
1,226,845
453,234
        5.58
2007
249,487
81,655
1,514,529
424,692
        5.86
2008
252,783
82,222
1,536,209
396,186
        5.77
2009
243,219
74,185
1,326,937
356,504
        5.30

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
Directorate General of Estate
RERATA THN 1967 SD 2009 = 5.5 TON HABLUR/HA


RESUME.


-     Produktivitas tebu dibawah 80 ton per ha jauh dibawah standart yg pernah dicapai 125 ton tebu layak giling per ha.
-  Rendemen gula dibawah 8% jauh dibawah standart yang pernah dicapai pada angka 12%
-       Produksi gula per ha 5,5 ton gula per ha jauh dibawah standart yang pernah dicapai 15.5 ton gula hablur per ha

SOLUSI.
Prioritas pertama , kembalikan performance tanaman tebu .....